Perancangan Perangkat Lunak Sistem Pengolahan Data Akademik
TUGAS KELOMPOK
(SISTEM PENGOLAHAN DATA AKADEMIK)

KELOMPOK 3 :
1. Muhammad
Latif Riadi (
17210834 )
2. Ardiansyah
Lubis (
17210680 )
3. Nasrul
Walid Hidayat ( 17210767 )
4. Fahren
Ariq (
17210795 )
5. Aldiansyah
Fransiskus Ramli ( 17210619 )
Dosen Pengampu : Yahdi Kusnadi
Mata Kuliah : REKAYASA PERANGKAT LUNAK
1. Apa yang
dimaksud dengan :
A. Metode
Waterfall (Air Terjun) adalah salah satu pendekatan dalam manajemen proyek yang
digunakan untuk mengorganisir dan menjalankan proyek-proyek pengembangan
perangkat lunak atau proyek-proyek lainnya. Metode ini memiliki nama
"Waterfall" karena menggambarkan aliran proyek yang berjalan secara
linear dan berurutan, seperti air terjun, di mana satu fase harus selesai
sebelum fase berikutnya dimulai. Metode Waterfall memiliki ciri-ciri utama
sebagai berikut:
1. Tahap
Berurutan: Metode Waterfall menggambarkan proyek sebagai serangkaian tahap yang
harus diikuti secara berurutan. Tahap-tahap ini meliputi perencanaan, analisis, desain,
implementasi, pengujian, integrasi, instalasi, dan pemeliharaan.
2. Tidak Ada Kembali: Setelah suatu
tahap selesai, tidak ada kembali ke tahap sebelumnya. Ini berarti bahwa
perubahan besar atau perbaikan dalam tahap yang telah berlalu dapat sulit atau
mahal untuk diimplementasikan.
3. Dokumentasi yang Kuat: Setiap tahap
memerlukan dokumentasi yang kuat, seperti dokumen persyaratan, desain, dan
spesifikasi teknis. Dokumentasi ini membantu mengarahkan pekerjaan selama tahap
berikutnya.
4. Uji di Akhir: Tahap pengujian
biasanya dilakukan setelah tahap implementasi, dan ini mencakup pengujian unit,
integrasi, dan pengujian sistem. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa
perangkat lunak atau produk yang dikembangkan bekerja sesuai dengan yang
diharapkan.
5. Pengiriman Akhir: Setelah semua tahap
selesai, produk akhir atau perangkat lunak dapat dikirim kepada pengguna atau
pelanggan.
B. Metode Waterfall cocok untuk
proyek-proyek yang memiliki persyaratan yang stabil dan jelas serta memiliki sedikit
atau tidak ada perubahan yang diharapkan selama pengembangan. Namun, metode ini
dapat memiliki beberapa kelemahan jika proyek mengalami perubahan persyaratan
atau jika kebutuhan pelanggan berubah selama proses pengembangan. Oleh karena itu, beberapa organisasi telah beralih ke metode pengembangan perangkat lunak
yang lebih fleksibel, seperti metode Agile, untuk mengatasi tantangan ini.
C. Metode Prototype, dalam konteks yang berbeda, dapat merujuk pada dua hal yang berbeda:
1) Metode Prototype dalam Pengembangan Perangkat Lunak: Dalam pengembangan perangkat
lunak, metode prototipe adalah pendekatan di mana pengembang perangkat lunak pertama tama membuat prototipe atau model awal dari sistem yang akan dikembangkan. Prototipe ini adalah versi sederhana dari produk akhir yang digunakan untuk memahami kebutuhan pengguna, mengumpulkan umpan balik, dan mengidentifikasi masalah sebelum mengembangkan versi penuh dari sistem tersebut. Metode ini membantu dalam mengurangi risiko kesalahan desain dan memastikan bahwa sistem yang dihasilkan akan memenuhi kebutuhan pengguna dengan lebih baik.
2) Metode Prototype dalam Desain Produk: Dalam desain produk, metode prototipe adalah pendekatan di mana desainer menciptakan model fisik atau digital dari produk sebelum produk akhir diproduksi. Prototipe ini digunakan untuk menguji ide desain, fitur, dan fungsi produk, serta untuk mendapatkan masukan dari pengguna atau pemangku kepentingan. Metode ini memungkinkan perbaikan dan perubahan pada produk sebelum biaya produksi yang besar dikeluarkan.
Dalam kedua
konteks ini, penggunaan prototipe membantu dalam menghindari masalah yang
mungkin timbul saat produk akhir atau sistem perangkat lunak selesai dan
digunakan secara luas. Prototipe memberikan kesempatan untuk eksperimen, pembelajaran,
dan perbaikan sebelum produksi atau implementasi yang sebenarnya.
D. Metode
RAD, atau Rapid Application Development, adalah sebuah pendekatan dalam
pengembangan perangkat lunak yang bertujuan untuk mempercepat proses
pengembangan dengan fokus pada penghasilan prototipe yang dapat digunakan oleh
pengguna akhir secepat mungkin. Metode RAD memiliki beberapa karakteristik
kunci:
1. Iteratif dan Inkremental: Pengembangan dalam metode RAD dilakukan dalam siklus iteratif dan inkremental, yang berarti sistem dikembangkan dalam fase-fase kecil yang disebut "iterasi." Setiap iterasi menambahkan fungsionalitas baru ke dalam sistem.
2. Keterlibatan Pengguna: RAD sangat mementingkan partisipasi aktif dari pengguna akhir atau pemangku kepentingan dalam proses pengembangan. Mereka terlibat dalam perancangan prototipe dan memberikan masukan secara berkelanjutan.
3. Prototyping: RAD menggunakan prototipe sebagai alat utama dalam pengembangan. Prototipe adalah versi sederhana dari sistem yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana sistem akhir akan berfungsi. Ini memungkinkan pengguna untuk melihat dan merasakan produk yang sedang dikembangkan sejak awal.
4. Reusabilitas: Dalam RAD, seringkali ada upaya untuk menggunakan komponen perangkat lunak yang sudah ada atau framework yang dapat digunakan kembali untuk mempercepat pengembangan.
5. Tim Kolaboratif: Tim pengembangan dalam metode RAD harus bekerja sama erat. Kolaborasi yang kuat antara pemrogram, analis, desainer, dan pengguna sangat penting.
6. Perencanaan yang Fleksibel: Metode
RAD lebih fleksibel dalam perencanaan dan penjadwalan daripada pendekatan
pengembangan perangkat lunak tradisional. Ini memungkinkan perubahan yang lebih
mudah ditangani saat proses pengembangan berlangsung.
2. Kegiatan pengembangan perangkat lunak
Sistem pengolahan data akademik dengan model waterfall
Metode yang digunakan untuk mengembangkan
sistem informasi akademik ini adalah SDLC (System Development Life Cycle) dengan
model waterfall. Dalam model ini, pengembangan sistem dibagi menjadi beberapa tahapan,
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Yaitu meliputi pengumpulan kebutuhan pada
tingkat sistem, tingkat bisnis strategis, dan tingkat unit bisnis (misalnya,
tingkat sistem). Melakukan studi kelayakan, alokasi
b. waktu dan ruang lingkup sistem
informasi untuk memantau perkembangan peserta didik.
c. Analisis (analysis)
Yaitu analisis dan alur kerja manajemen
sistem yang sedang dijalankan. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi persyaratan
aplikasi berdasarkan sistem yang sedang berjalan maupun harapan dari stakeholder.
d. Perancangan (design)

e. Implementasi (implementation)
Tahap ini disebut juga tahap pemrograman
atau implementasi perangkat lunak. Tahap implementasi dilakukan dengan mengimplementasikan
desain aplikasi yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman sehingga menjadi
aplikasi yang dapat dieksekusi. Hasil desain diwujudkan dalam bentuk string
atau baris kode program yang dapat dipahami.
f. Pengujian (testing)
Pengujian perangkat lunak memiliki
fungsi yang penting pada pengembangannya untuk menemukan galat (cacat) yang
disebabkan oleh perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil sebenarnya.
Pengujian sistem bertujuan untuk memastikan bahwa semua proses sudah berfungsi
sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan
g. Pengoperasian dan Pemeliharaan (operation
and maintenance)
Yaitu berarti mengambil Tindakan untuk mendukung
pengoperasian sistem informasi akademik.
Link Gdrive: https://docs.google.com/document/d/1heUjNI-_2 VvvMvGYyeB8JxlarCZkLrP/edit
Komentar
Posting Komentar